Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sindrom Skeeter: Penyebab, Penanganan, Pencegahan, dll

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

DokterSehat.Com – Salah satu gangguan yang paling sering kita alami saat sedang tidur adalah gigitan dari nyamuk. Gigitan dari serangga ini menyebabkan banyak sekali masalah pada tubuh seperti bentol dan gatal yang sangat intens. Selain gatal, beberapa orang ada yang sampai mengalami infeksi ringan berupa bercak merah dan kadang berubah menjadi borok.

Penyebab alergi gigitan nyamuk

Saat sedang menggigit seseorang, nyamuk akan mengeluarkan protein untuk mencegah penggumpalan darah. Protein kadang bisa diterima oleh tubuh atau tidak sama sekali. Kalau tubuh tidak bisa menerima protein yang disuntikkan oleh nyamuk, kemungkinan besar akan memicu beberapa masalah seperti bentol, bercak merah, hingga bisul dan inflamasi.

Seseorang yang mengalami alergi dengan gigitan nyamuk biasanya juga alergi dengan gigitan serangga lainnya. Jadi, kalau terkena gigitan semut atau sejenisnya juga akan menimbulkan bercak yang besar pada tubuh dan sembuhnya akan lama. Kondisi ini biasanya akan membaik dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu.

Tubuh seseorang biasanya akan menghasilkan antibodi dengan sendirinya setelah beberapa kali terkena gigitan serangga termasuk nyamuk. Setelah beberapa kali terkena gigitan, tubuh akan kebal dengan sendirinya. Seseorang mungkin akan mengalami bentol, tapi kemungkinan terjadi luka di kulit akan kecil.

Karena daya tahan tubuh akan terbentuk sendirinya seiring dengan frekuensi gigitan dari serangga, orang dewasa akan jarang mengalami sindrom skeeter. Sebaliknya anak-anak atau mereka yang masih bayi akan lebih sering mengalami alergi. Itulah kenapa saat tidur mereka sering dimasukkan ke dalam tudung atau kelambu.

Cara mencegah sindrom skeeter

Cara terbaik untuk mencegah sindrom skeeter adalah dengan menghindari gigitan dari nyamuk dan serangga lainnya. Pencegahan ini bisa dilakukan saat berada di dalam ruangan atau saat berada di luar ruangan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

  • Menggunakan pakaian yang panjang baik atasan atau bawahan. Pakaian yang panjang akan menyulitkan serang untuk menggigit. Biasanya ada yang menggunakan sarung tangan atau kaos kaki saat tidur kalau di daerahnya banyak sekali nyamuk atau serangga.
  • Area leher biasanya jarang sekali dilindungi oleh pakaian kecuali Anda memakai jaket yang ada penutup kepalanya. Gunakan semacam syal tipis kalau berada di luar ruangan. Beberapa tempat wisata atau penginapan dekat hutan biasanya rentan sekali mendapatkan serangan dari nyamuk dan serangga lainya.
  • Menggunakan semprotan serangga di dalam ruangan untuk mencegah nyamuk untuk masuk atau kalau yang sudah ada di dalam akan mati. Lakukan penyemprotan sesuai dengan kebutuhan lalu diamkan beberapa saat hingga racunnya hilang. Setelah itu baru boleh tidur di dalamnya.
  • Gunakan beberapa penangkal nyamuk atau serangga lainnya, Penangkal serangga yang paling ampuh biasanya dioleskan ke kulit. Sayangnya tidak semua orang tahan dan kadang mengalami rasa panas yang tidak nyaman. Kalau tidak tahan dengan krim anti serangga bisa memakai lilin aroma lavendel atau jeruk.
  • Gunakan pakaian dengan warna-warna yang sedikit kalem atau gelap. Warna ini tidak akan menarik serangga seperti nyamuk untuk mendekat. Kalau Anda menggunakan pakaian yang lebih terang, nyamuk akan lebih tertarik untuk mendekat.
  • Menghindari tidur di kawasan yang dekat dengan perairan seperti kolam atau sungai. Nyamuk lebih banyak di area itu dan juga semak-semak yang sangat tebal. Kalau Anda terpaksa menginap di sana karena kamping, gunakan krim anti nyamuk dahulu sebelum memasuki kawasan itu.
  • Jangan menggunakan parfum yang aromanya sangat kuat. Parfum jenis ini akan memudahkan nyamuk untuk mendekat karena mereka penasaran. Akhirnya Anda jadi kecolongan karena mereka akan menggigit dengan cepat.

Penanganan sindrom skeeter

Kalau Anda mengalami sindrom skeeter meski sudah dewasa, berarti daya tahan tubuh belum terbentuk dengan baik. Bisa jadi Anda jarang terkena gigitan serangga. Untuk mengatasi sindrom ini, lakukan beberapa hal di bawah ini.

  • Menggunakan es. Kalau Anda terkena gigitan dari nyamuk dan area kulit mulai terasa tidak nyaman dan mengalami inflamasi, ada baiknya untuk mengaplikasikan es ke area itu. Dingin dari es akan mencegah inflamasi terjadi lebih cepat dan parah.
  • Mengaplikasikan oatmeal. Anda bisa menggunakan oatmeal yang sudah dimasak dengan baik untuk menurunkan gejala sindrom skeeter. Oleskan oatmeal secara merata dan biarkan antioksidannya bekerja baru dibilas.
  • Menggunakan obat anti alergi. Kalau dua cara di atas tidak bisa mengatasi masalah inflamasi, obat alergi akan membantu menanganinya dari dalam.
  • Menggunakan obat atau salep oles. Dengan menggunakan obat jenis steroid topikal ini, luka atau inflamasi bisa dibuat jadi kering dan segera sembuh.
  • Melakukan imunoterapi atau terapi imun. Tubuh akan diberi alergi dengan kadar aman untuk membuat daya tahan terbentuk dengan sendirinya.

Berapa lama efek alergi akan terjadi?

Seseorang yang mengalami sindrom skeeter biasanya mudah sekali mengalami inflamasi di kulit begitu terkena gigitan nyamuk. Pada bayi biasanya tanda dari sindrom skeeter akan muncul dalam 20 menit dan akan hilang setelah ditangani. Kalau area itu terkena garukan dan berdarah, kemungkinan untuk sembuh akan jauh lebih sedikit.

Luka akan hilang setelah beberapa minggu asal tidak digaruk karena kadang terasa sangat gatal. Kalau terjadi luka yang besar, bekas akan muncul berupa bercak merah atau cokelat.

Inilah beberapa ulasan tentang sindrom skeeter yang banyak dialami oleh mereka yang kulitnya sangat sensitif. Bayi biasanya lebih rentan mengalami alergi ini sehingga kulitnya yang putih dan lembut jadi memerah dan kadang terlihat ada bisulnya. Semoga ulasan di atas bermanfaat untuk Anda dan bisa mengatasi masalah sindrom skeeter dengan baik.

 



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Posting Komentar untuk "Sindrom Skeeter: Penyebab, Penanganan, Pencegahan, dll"